separate
  • GERAKAN PRAMUKA
  • RACANA RADEN INTAN - PUTERI SILAMAYA GUGUSDEPAN BANDAR LAMPUNG 11 - 033 GUGUSDEPAN BANDAR LAMPUNG 11 - 034 UNIVERSITAS LAMPUNG
    logo

    MANAGEMENT ADVENTURE



    MANAGEMENT ADVENTURE

     materi ladiksar XXXIII oleh kakak agustiawan 


    I.       PERENCANAAN PERJALANAN
    Perencanaan perjalanan yang baik dan akurat adalah sangat diperlukan sebelum anda memulai suatu perjalanan, sebab dengan perencanaan perjalanan yang baik anda dapat terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan. Untuk merencanakan perjalanan diperlukan beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam merencanakan suatu perjalanan adalah:
    1.      Tujuan
    2.      Data Lokasi
    3.      Waktu
    4.      Peserta
    5.      Kegiatan
    6.      Surat Ijin

    II.    PERLENGKAPAN PERJALANAN
    Berhasil tidaknya perjalanan atau kegiatan anda di alam bebas sangat ditentukan juga oleh perencanaan perlengkapan yang tepat. Perlengkapan yang dibutuhkan dari setiap kegiatan tersebut diatas dapat dikelompokkan sebagai berikut:
    A.     Perlengkapan dasar
    -    Perlengkapan perjalanan/Pergerakan
    -    Perlengkapan untuk istirahat
    -    Perlengkapan untuk makan dan minum termasuk memasak
    -    Perlengkapan untuk MCK
    -    Perlengkapan pribadi
    B.     Perlengkapan khusus yang disesuaikan dengan perjalanan. Misalnya:
    -    Perlengkapan penelitian
    -    Perlengkapan pendakian/memanjat tebing
    C.     Perlengkapan tambahan
    Perlengkapan ini dapat dibawa atau tidak tergantung evaluasi yang dilakukan.
    Biasakanlah membuat daftar perlengkapan. Setiap orang ingin mempunyai perlengkapan yang berbeda, tapi fungsinya bisa sama. Berikut daftar perlengkapan pribadi dan kelompok:
    1.      Perlengkapan pribadi
    a. Surat Keterangan (Ijin Perjalanan)
    b.Pakaian secukupnya
    c. Obat-obatan pribadi
    d.Peta, kompas dan alat tulis
    e. Perlengkapan makan
    f. Jas hujan (rain coat)
    g. Tali minimal 5 meter
    h.Kantong tidur (sleeping bag)
    i.  Makanan, baik instant atau mentah
    j.  Dan lain-lain yang dianggap perlu

    2.      Perlengkapan kelompok
    a. Surat Keterangan (Ijin Perjalanan)
    b.Peralatan memasak
    c. Perlengkapan PPPK
    d.Tenda
    e. Golok tebas (jika diperlukan)
    f. Peralatan pengamatan

    Macam dan jumlah perlengkapan pribadi maupun kelompok disesuaikan dengan tujuan dan maksud, serta kondisi medan yang akan dihadapi.

                                        Menyusun Perlengkapan
    Cara menyusun perlengkapan yang baik dan benar adalah sebagai berikut:
    1.    Tempatkan barang-barang yang lebih berat settinggi dan sedekat mungkin kebadan anda. Barang-barang yang lebih ringan (sleeping bag, pakain tidur, dll) ditempatkan di bagian paling bawah.
    2.    Letakkan barang-barang yang sewaktu-waktu diperlukan (ponso, PPPK) diletakkan pada bagian atas pada kanutng-kantung luar ransel.
    3.    Kelompokkan barang-barang anda dan masukkan dalam kantung plastik yang tidak tembus air terutama pakaian tidur, cadangan pakaian dalam, kertas, buku, dll.

    1.2. Susunan Barang di Dalam Ransel
                            Perbekalan Perjalanan
    Dalam merencanakan perjalanan, perencanaan perbekalan merupakan hal yang perlu juga mendapat perhatian khusus. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan perbekalan perjalanan:
    1.      Lamanya perjalanan akan dilakukan
    2.      Aktifitas apa yang akan dilakukan
    3.      Keadaan medan yang dihadapi

                            Makanan
    Dihubungkan dengan hal diatas, maka ada beberapa syarat yang harus diperhatikan dalam mempersiapkan bahan makanan:
    1.      Cukup mengandung kalori dan mempunyai komposisi gizi yang memadai serta tidak asing bagi lidah kita.
    2.      Terlindung dari kerusakan, tahan lama dan mudah/sederhana dalam menanganinya.
    3.      Sebaiknya makanan yang siap pakai/siap makan (instant food) dan tidak perlu memasaknya terlalu lama, irit air dan bahan bakar.
    4.      Ringan dan mudah diperoleh.
    Makanan siap pakai (instant) merupakan pilihan pertama untuk dibawa sebagai bekal perjalanan. Banyak keuntungan dari makanan siap pakai, yaitu ringkas serta cepat masak sehingga menghemat waktu dan bahan bakar kompor. Ini penting, Karen tentunya kita tidak mau membawa ekstra bahan bakar kompor dan membuang waktu hanya untuk memasak. Lagi pula dewasa ini tak ada kesulitan untuk memperoleh bahan makanan siap pakai di took-toko, seperti kornet, sarden, mie instant, biscuit, cokelat, susu dan lain-lain. Makanan pagi harus diusahakan terdiri dari makanan yang mudah dimasak dan hangat misalnya mie instant. Ini didasarkan atas pertimbangan bahwa perjalanan hari itu harus dimulai sepagi mungkin , sehingga waktu yang ada jangan terbuang karena menunggu makanan masak. Untuk makan siang, sebaiknya tidak mengeluarkan makanan yang harus dimasak terlebih dahulu, karena akan memakan waktu, meskipun demikian makanan tersebut harus mengandung Hidrat Arang yang cukup, missal cokelat, biscuit atau roti. Malam hari adalah saat bagi kita untuk menyalurkan hobi memasak sepuas-puasnya, karena waktu yang tersedia memang cukup banyak.

    III. PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN
    Persiapan Fisik
    Selain peralatan ataupun perbekalan, persiapan yang tak kalah penting untuk melakukan kegiatan di alam bebas misal mendaki gunung adalah fisik atau kesegaran jasmani. Dasar yang paling penting bagi pendaki gunung adalah tenaga aerobik, sebab kegiatannya sangat dipengaruhi oleh transport oksigen melalui peredaran darah kepada otot-otot badan. Untuk ini, seorang pendaki gunung harus melakukan latihan-latihan aerobik secara teratur yaitu lari atau bersepeda.

    Selain aerobik perlu juga dilatih kekuatan dan ketahanan otot, terutama otot-otot yang bangak digunakan dalam mendaki gunung. Otot tersebut antara lain bahu, punggung, pinggang dan kaki. Untuk itu, pendaki gunung harus pula  berlatih dengan  menggunakan beban seperti mengangkat barbel dan sejenisnya.





    Pengetahuan Medan
    Untuk menguasai medan yang akan dihadapi, seorang pendaki gunung harus menguasai pengetahuan membaca peta dan menggunakan kompas serta altimeter. Pokok penting adalah membayangkan bentuk gunung itu melalui garis-garis kontur yang ada pada peta. Kontur adalah garis-garis imajinasi dalam peta yang menghubungkan semua tempat yang sama tinggi di permukaan bumi yang diukur dari permukaan laut. Dengan melihat garis-garis kontur, kita bisa membayangkan medan di gunung yang berupa pegunungan, lembah, sadel, tebing curam, puncak dan sebagainya.

    Sebuah lintasan yang aman kemudian direncanakan dengan memperhatikan garis-garis kontur. Cara lian untuk mengetahui medan yang akan dihadapi adalah dengan bertanya [ada orang-orang yang pernah mendaki gunung bersangkutan. Tetapi cara yang terbaik adalah mengikutsertakan orang yang pernah mendaki gunung tersebut bersama kita.

    Kesehatan Perjalanan dan Daya Tahan Kondisi Tubuh
    Kesehatan Perjalanan
    Kesehatan di alam bebas memiliki arti  suatu keadaan tubuh dan jiwa yang seimbang dan optimal selama melakukan kegiatan di alam bebas atau pada saat mengalami keadaan yang kritis (darurat). Kita menyadari bahwa kegiatan di alam bebas bukanlah suatu keinginan yang mudah dan ringan. Ada resiko yang mungkin dapat dialami yang pada umumnya mengarah pada hal-hal yang dapat merugikan dan mengancam keselamatan tubuh dan jiwa kita. Oleh karena itu, untuk miminimalkan resiko yang mungkin dapat terjadi dibutuhkan persiapan.

    Tujuan lain yang didapat dari pengetahuan kesehatan perjalanan adalah memberikan pengetahuan yang praktis untuk menjaga kesehatan baik sebelum, selama dan sesudah melakukan perjalanan sehingga kita dapat menikmati perjalanan secara maksimal.

    Daya Tahan Kondisi Tubuh
    Beberapa hal yang dibutuhkan untuk menunjang daya tahan kondisi tubuh adalah :
    1.                  Kebutuhan oksigen, sangat penting dalam proses penyediaan energi dalam tubuh selama berada di alam bebas atau dalam perjalanan. Kandungan oksigen diberbagai lokasi sering berbeda dan juga kadang-kadang tidak sesuai dengan kebutuhan. Proses penyesuain tubuh terhadap persediaan oksigen di lokasi tersebut disebut sebagai Aklimatisasi.
    2.                  Kebutuhan cairan tubuh manusia cukup tinggi, manusia tidak dapat hidup tanpa air umumnya.
    3.                  Thermoregulasi adalah usaha tubuh untuk melawan perubahan suhu lingkungan. Peningkatan suhu lingkungan akan menyebabkan pori-pori kulit membuka lebih lebar merangsang pengeluaran kelenjar keringat, frekuensi denyut jantung meningkat, aliran darah dipercepat dam frekuensi napas mengalami kenaikan. Penurunan suhu lingkungan akan menyebabkan pori-pori kulit menyempit, demikian pula dengan pembuluh darah, yang merupakan manifestasi dari kerja jantung yang semakin meningkat. Akibatnya tubuh akan menggigil dengan hebat.

    Pada kegiatan mendaki gunung resiko yang umum dapat terjadi adalah kedinginan yang bisa mengacu pada keadaan Hypotermia (kehilangan panas tubuh), Hypoxia (kehilangan oksigen), tersesat, jatuh atau terpeleset, gigitan serangga, gigitan ular, dan Frosbite (sengatan dingin). Persiapan untuk meminimalkan resiko adalah menyediakan makanan dan persiapan yang memadai, PPPK, dan pengetahuan PPPK tentang kasus-kasus yang bisa terjadi.

    Waktu Pendakian
    Sebaiknya dilakukan ada siang hari, atas pertimbangan bahwa pada siang hari mudah untuk orientasi medan dan dapat untuk menikmati panorama di sepanjang jalur pendakian. Pendakian pada malam hari cukup berbahaya, kendati tidak melelahkan. Memperkirakan waktu pendakian perlu juga dilakukan. Ini terutama berguna untuk persiapan makanan. Di jalan datar, jarak empat atau lima kilometer dapat ditempuh dalam satu jam. Di gunung, perhitungan seperti itu tidak berlaku. Mungkin perbedaan ketinggian merupakan satu cara paling baik untuk memperkirakan atau memperhitungkan waktu tempuh suatu pendakian, kendati masih tergantung pada tingkat kecuraman gunung tersebut. Sebagai patokan, perbedaan tinggi 100 sampai 500 meter rata-rata dapat ditempuh selama satu jam.

    Jumlah Pendaki
    Untuk mempertimbangkan keselamatan, pendakian sebaiknya dilakukan secara berkelompok.



    Kewajiban dan Tata Tertib
    Kewajiban
    Sebelum melakukan pendakian, setelah memperoleh surat ijin dari pengelola kawasan diwajibkan lapor kepada pos setempat (pintu masuk pendakian) baik sebelum maupun sesudah pendakian.

    Tata Tertib
    Tempat-tempat yang menjadi tujuan pendakian biasanya sudah ditetapkan sebagai kawasan-kawasan konservasi. Terdapat aturan dan tata tertib memasuki kawasan konservasi yang harus dipatuhi. Informasi dapat diperoleh dari pengelola setempat.

    Hal – Hal Yang Harus Dihindari
    Hal-hal yang harus dihindari ketika melakukan kegiatan petualangan di alam bebas adalah:
    1.    Membuat api di sembarang tempat, matikanlah api sampai tak ada bara yang masih menyala.
    2.    Membawa obor sebagai alat penerang, sebaiknya menggunakan lampu baterai.
    3.    Menggunakan bahan bakar pelepah daun kelapa sebagai bahan api unggun, karena percikannya dapat menimbulkan bahaya kebakaran.
    4.    Dilarang merusak, merubah rambu-rambu yang ada, karena dapat menyesatkan pendaki yang lain.
    5.    Membawa, membunuh, merusak flora dan fauna yang ada.
    6.    Mendaki melalui jalur terobosan, karena dapat menyesatkan.
    7.    Membuang sampah semabarangan, bawalah sampah kembali turun.
    8.    Memisahkan diri dari rombongan karena dapat menyesatkan.

    Teknik Berjalan di Gunung
    Berjalan di gunung tentu tak sama seperti berjalan di trotoar atau di lantai sebuah gedung. Di gunung anda harus berjalan dengan beban (ransel) di punggung, melintasi lembah, memanjat tebing, menuruni ceruk-ceruk yang dalam, atau meniti punggungan bukit yang tipis. Seperti perjalanan kaki lainnya, anda harus berjalan dengan irama yang tetap. Dengan kata lain tidak kaku jangan seperti robot. Tidak ubahnya seperti penari, berjalan di gunung pun punya seni tersendiri.

    Ada beberapa patokan yang harus diperhatikan dalam berjalan di gunung:
    1.      Berjalanlah dengan langkah-langkah kecil, jangan memaksakan langkah terlalu lebar. Dengan langkah-langkah kecil gerakan nafas anda lebih teratur, dan ini cara yang baik untuk menghemat tenaga.
    2.      Kurang lebih perjalanan satu jam dengan istirahat sepuluh menit adalah normal.
    3.      Ketika istirahat, duduklah dengan kaki melonjor lurus sedikit di atas badan untuk mengembalikan darah agar mengalir normal, karena ketika berjalan seluruh darah telah turun dan terpusat di kaki.
    4.      Teguklah sedikit minuman dan makanlah beberapa makanan kecil.
    5.      Usahakan tidak beristirahat di tempat yang berangin, karena udara dingin dapat mengerutkan otot yang sedang beristirahat.
    6.      Banyak orang awam mengira, bahwa meneguk minuman keras merupakan cara yang baik untuk menghangatkan badan. Dugaan ini salah sekali, sebab minuman keras menyebabkan pembuluh darah kulit mengembang, sehingga udara dingin mendapat peluang untuk masuk ke dalam tubuh. Lagi pula minuman keras dapat mengakibatkan mabuk.
    7.      Janganlah terlalu lama beristirahat, saying otot-otot yang sudah panas dan kencang nanti mengendur dan membutuhkan pemanasan kembali. Apabila dirasakan bahwa anda memerlukan istirahat lebih lama daripada biasanya, itu merupakan bukti bahwa anda berjalan terlau cepat.
    8.      Pilihlah lokasi istirahat yang baik. Secara psikologis lebih menguntungkan kalau anda memilih lokasi di bagian yang tinggi dan terbuka. Dari tempat ini akan tampak pemandangan yang indah, nikmatilah untuk mengurangi perasaan lelah setelah lama berjalan.
    9.      Ada baiknya memakan sedikit garam untuk menghindarkan kram, karena banyak keringat yang mengucur memungkinkan hilangnya garam dari tubuh.
    10.  Ketika anda berjalan, perhatikan betul medan yang anda hadapi.
    11.  Jangan memotong lintasan yang sudah ada. Jalan di gunung memang berkelok-kelok, tetapi biasanya lintasan itu mengikuti kontur alam sehingga menjadi tidak terlalu curam/terjal.
    12.  Ikutilah lintasan-lintasan yang sudah ada dengan seksama. Hafalkan ciri-ciri khas pada setiap lintasan, ini akan berguna bila anda kehilangan arah dalam perjalanan.
    13.  Berjalanlah secara zig-zag pada medan yang curam sekali, ini akan membantu dalam mengatur nafas dan irama langkah kaki.
    14.  Medan yang berhutan lebat seringkali menghilangkan lintasan-lintasan yang sudah ada.
    15.  Kalau terpaksa harus membuka jalan, mulailah dengan hati-hati sekali. Pastikanlah posisi anda di peta, lalu tetapkanlah lintasan yang akan diambil. Gunakanlah golok atau parang untuk menebas duri yang menghalangi. Lakukan tebasan sedikit mungkim. Kalau dapat disibak dengan tangan atau dorongan dengan badan, kenapa harus ditebas? Lagipula cara ini lebih menghemat tenaga. Jika terpaksa keluar dari lintasan yang ada, berjalanlah pada punggungan gunung. Hindari jalan di ceruk-ceruk atau mengikuti sungai-sungai di bawah punggungan gunung. Sungai nampaknya menunjukkan arah yang mudah dilalui untuk ke bawah, tetapi mengikutinya berbahaya sekali. Sungai di gunung seringkali berupa tebing-tebing curam dan membentuk air terjun, sehingga sukar dituruni tanpa alat-alat khusus.
    16.  Apabila anda melihat beberapa jalan setapak pada suatu lintasan, putuskanlah segera untuk mengikuti jalan yang jelas kelihatan.
    17.  Berhati-hatilah melewati daerah kawah, karen tidak jarang dijumpai gas beracun.



    0 komentar:

    logo
    Copyright © 2015 UKM PRAMUKA UNIVERSITAS LAMPUNG.